AkuratMaluku.com – Karya Warga Binaan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas III Wahai kembali menuai apresiasi. Sebuah miniatur kapal pinisi berbahan kayu meranti yang dipajang di lobi Penginapan Three Jen laris dibeli tamu, Senin (15/9/25).
Mien Aminah, tamu yang juga anggota Bhayangkari, mengaku terpikat melihat deretan miniatur di meja resepsionis. “Awalnya saya kira ini produk penginapan. Setelah dijelaskan karyawan, ternyata buatan Warga Binaan Lapas Wahai. Luar biasa cantik,” ujarnya.
Aminah menilai strategi Lapas Wahai cukup jeli memanfaatkan lokasi yang berjarak hanya sekitar 25 meter dari penginapan. “Setiap orang memiliki skill yang bisa diberdayakan. Kapal ini akan saya bawa ke Jawa sebagai kenang-kenangan dari Warga Binaan Maluku, bukan sekadar tanda mata,” tambahnya.
Kepala Subseksi Keamanan dan Ketertiban Lapas Wahai, Usman Bakri, mengapresiasi pembelian tersebut. Ia menyebut miniatur kapal pinisi sudah menjadi produk unggulan yang pernah diminati pejabat, mulai dari Wakil Gubernur Maluku hingga Dirjen Pemasyarakatan.
Sementara itu, Kepala Lapas Wahai, Tersih Victor Noya, menegaskan pemasaran tidak hanya mengandalkan media sosial, tetapi juga memanfaatkan potensi sekitar. “Menempatkan produk di lokasi strategis seperti penginapan jelas sangat membantu promosi,” katanya, Rabu (17/9/25)
Ia menekankan program ini bagian dari pemberdayaan Warga Binaan untuk menghasilkan produk UMKM sesuai akselerasi kebijakan Direktorat Jenderal Pemasyarakatan. “Melalui kegiatan ini mereka mendapat keterampilan, pengetahuan kewirausahaan, dan bekal reintegrasi sosial setelah bebas,” ujarnya.
Kepala Kantor Wilayah Kemenkumham Maluku, Ricky Dwi Biantoro, turut memberikan apresiasi. Ia menyebut Lapas Wahai berhasil membangun citra positif Pemasyarakatan lewat pembinaan berbasis kemandirian. “Pengalaman kerja semacam ini akan menjadi bekal berharga agar mereka kembali ke masyarakat sebagai warga negara yang baik,” pungkasnya.(*)