AkuratMaluku.com – Ketua Tanfidziyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Maluku, Dr. H. Yamin, S.Ag., M.Pd.I., secara resmi membuka Pelatihan Kepemimpinan Lanjutan (PKL) 3 GP Ansor Wilayah Maluku di Aula Musdalifa, Asrama Haji Waiheru, Kota Ambon, Kamis (23/10/25).
Pelatihan bertema “Mencetak Kader Berdigdaya, Mandiri, dan Berintegritas Menuju Kemandirian Ansor Maluku” ini diikuti 23 peserta dari berbagai daerah di Maluku, dan berlangsung selama tiga hari.
Dalam sambutannya, Yamin menegaskan bahwa PKL bukan sekadar seremoni, tetapi wadah penggemblengan kader agar memiliki kualitas unggul, berwawasan kebangsaan, dan berintegritas tinggi.
“Kualitas itu penting untuk mengawal kemajuan pembangunan masyarakat, bangsa, dan agama, serta melindungi para ulama yang akhir-akhir ini sering diganggu oleh pihak tak bertanggung jawab,” ujarnya.
Menurutnya, kader Ansor yang mengikuti PKL 3 dituntut menguasai kompetensi teknis, manajerial, dan sosial-kultural, agar mampu menjadi pemimpin masa depan yang peka terhadap persoalan masyarakat.
Wakil Sekjen GP Ansor, Mashuri Maswatu, yang juga Koordinator Wilayah GP Ansor Indonesia Timur, mengingatkan peserta agar menjadikan pelatihan ini sebagai momentum memperkuat peran Ansor di tengah masyarakat.
“Berperanlah secara aktif. Jangan biarkan negeri ini dipimpin oleh mereka yang tidak mendahulukan kepentingan umat,” tegasnya.
Ia juga menekankan pentingnya regenerasi dan peningkatan kapasitas kader di era perubahan cepat.
“Tantangan ke depan semakin berat. Kader Ansor harus terus meng-upgrade kemampuan dan menjaga semangat juang para kiai,” tambah Mashuri.
Sementara itu, Ketua GP Ansor Wilayah Maluku, Ridwan Nurdin, menyoroti pentingnya efektivitas sistem kaderisasi di daerah. Ia menjelaskan bahwa ke depan, peserta PKL 3 akan diseleksi untuk menjadi pemateri di daerah masing-masing.
“Ini langkah efisien agar kaderisasi berjalan merata tanpa selalu bergantung pada pemateri dari pusat,” jelas Ridwan.
Politisi yang juga dikenal publik dengan nama La Songko Tinggi itu menegaskan, PKL 3 merupakan agenda penting dalam pembentukan mental kepemimpinan santri Ansor.
“Pemimpin tidak diukur dari kemewahan, tapi dari eksistensi dan pengabdian. Kader Ansor harus siap menjadi pemimpin besar yang lahir dari semangat khidmat kepada kiai, NU, dan bangsa,” tuturnya.
Kegiatan ini diakhiri dengan doa bersama dan seruan untuk menjaga marwah organisasi serta memperkuat solidaritas antar-kader di seluruh Maluku.(*)






