AkuratMaluku.com – Sekretaris Dewan Pimpinan Daerah (DPD) I Partai Golkar Maluku, James Timisela, menyatakan mengundurkan diri dari jabatan yang diembannya. Keputusan itu diumumkan di Ambon, Sabtu (10/8/25) malam, disertai kritik tajam terhadap mekanisme internal partai yang ia nilai menyimpang dari aturan organisasi.
Timisela mengatakan, pengunduran dirinya dipicu proses revitalisasi kepengurusan DPD I yang dilakukan tanpa melibatkan dirinya. Padahal, menurut dia, mekanisme partai mengharuskan sekretaris ikut membahas dan menandatangani usulan perubahan tersebut.
“Revitalisasi kepengurusan seharusnya dibicarakan dan disetujui oleh Plt ketua serta sekretaris. Saya tidak pernah diberi tahu, tidak diajak membicarakan, dan tidak menandatangani surat pengusulan,” ujarnya.
Ia juga menilai rapat pleno diperluas yang digunakan untuk mengusulkan pergantian pengurus tidak memiliki dasar dalam struktur musyawarah partai. Perubahan kepengurusan, kata dia, seharusnya hanya dilakukan untuk kader yang meninggal dunia, pindah partai, atau menjadi pegawai negeri sipil.
“Pergantian pengurus di masa sisa kepengurusan yang hanya satu-dua bulan tidak menguntungkan partai. Masukan itu tidak diindahkan,” kata Timisela.
Ia menuding Pelaksana Tugas (Plt) Ketua DPD I Golkar Maluku, Umar Lessy, mengambil langkah di luar kewenangan. “Kalau prosesnya tidak sesuai aturan, saya memilih mundur. Daripada bertahan tapi hati tidak sejalan dengan cara-cara yang tidak sehat,” katanya.
Meski demikian, Timisela menegaskan tetap setia sebagai kader Golkar. Ia menyebut keputusannya mundur dari jabatan tidak berarti meninggalkan partai, melainkan sikap untuk menjaga marwah organisasi.
“Saya mencintai partai ini. Keputusan ini saya ambil demi masa depan Golkar agar tidak terjebak dalam konflik internal,” ujarnya.
Ia juga menyoroti Surat Keputusan DPP Nomor 97/DPP/GOLKAR/VII/2025 tentang penunjukan Plt Ketua DPD I Golkar Maluku. Menurutnya, penunjukan itu tidak menggunakan rekomendasi hasil sidang Dewan Etik.
Dalam kesempatan yang sama, Timisela menyatakan dukungannya terhadap rencana Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) jika tujuannya untuk menyehatkan partai dan memberi ruang partisipasi seluas-luasnya bagi seluruh kader.
“Munaslub adalah momentum penting untuk mengembalikan soliditas partai. Kalau tujuannya menyehatkan partai, saya mendukung pelaksanaannya,” ujar dia.
Timisela menambahkan, meski tidak lagi memiliki hak suara dalam Munaslub, ia siap memanfaatkan jaringan politiknya untuk membantu konsolidasi partai hingga tingkat DPD kabupaten/kota. “Siapapun kandidatnya, saya akan berada di barisan demi kepentingan partai,” tegasnya.(***)






