AkuratMaluku.com — Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi Maluku mendorong pengelolaan masjid agar adaptif terhadap perkembangan teknologi dan tuntutan zaman. Melalui Bidang Bimbingan Masyarakat (Bimas) Islam, Kemenag menyelenggarakan Pembinaan Masjid Percontohan Menuju Era Digital Tahun Anggaran 2025 di Kota Namlea, Kabupaten Buru, Minggu (10/8/25).
Kegiatan ini dirancang untuk menjadikan masjid bukan sekadar tempat ibadah, tetapi juga pusat peradaban umat, ruang pengembangan sosial-keagamaan, sarana penguatan kapasitas kepemimpinan, serta wadah pemberdayaan remaja masjid yang terarah dan terintegrasi dengan teknologi digital.
Kepala Kanwil Kemenag Maluku, Dr. H. Yamin, S.Ag., M.Pd.I., menegaskan pentingnya kolaborasi lintas elemen dalam pengelolaan masjid agar tetap relevan di tengah dinamika modern. “Masjid harus menjadi rumah besar umat Islam yang memuliakan setiap tamu dan mempersiapkan generasi muda sebagai penggerak utamanya. Inklusif, integratif, dan berjiwa rahmatan lil ‘alamin,” ujarnya.
Yamin juga mengangkat ide-ide kreatif untuk mengoptimalkan fungsi masjid, seperti pemanfaatan wakaf produktif. Salah satu gagasan yang disampaikannya adalah membuka kafe dengan fasilitas Wi-Fi gratis di area masjid. Menurutnya, konsep ini dapat meningkatkan kenyamanan pengunjung, menciptakan lapangan kerja, dan menambah pemasukan guna mendukung program masjid yang lebih modern.
“Masjid bisa produktif, sekaligus menjadi ruang publik yang ramah. Bayangkan, anak muda bisa berkumpul di kafe masjid, menggunakan internet untuk hal positif, lalu ketika azan berkumandang, mereka langsung ke ruang salat. Ini mendekatkan umat kepada masjid, bukan menjauhkannya,” ungkapnya.
Selain kafe, Yamin mencontohkan bentuk pemberdayaan produktif lain yang bisa dikembangkan, seperti usaha percetakan batu bata atau pengelolaan lahan masjid menjadi sarana ekonomi kreatif. Ia berharap konsep masjid produktif ini dapat menjadi pilot project yang menginspirasi daerah lain di Maluku. “Dimulai dari Buru, kita akan dorong agar bisa diadopsi kabupaten/kota lain,” tambahnya.
Kepala Bidang Bimas Islam Kemenag Maluku, M. Yasir Rumadaul, melaporkan kegiatan ini diikuti 25 peserta yang terdiri dari ASN Kemenag Kabupaten Buru, Kepala Kantor Urusan Agama (KUA), penyuluh agama, dan penghulu dari Kabupaten Buru dan Buru Selatan. Kehadiran Wakil Gubernur Maluku, H. Abdullah Vanath, serta jajaran pejabat Kanwil Kemenag Maluku menjadi penanda dukungan kuat terhadap inisiatif ini.
Menurut Yasir, masjid percontohan di Buru akan menjadi model pembinaan bagi seluruh KUA di wilayah tersebut. Nantinya, Kantor Urusan Agama akan menyalurkan dan menyebarluaskan inovasi pengelolaan masjid berbasis teknologi ini kepada para takmir di wilayahnya. “Kita berikan pengetahuan manajemen dan strategi agar masjid menjadi pusat kegiatan masyarakat, tidak hanya saat waktu salat, tetapi sepanjang hari,” terangnya.
Kemenag Maluku menargetkan, setelah uji coba di Kabupaten Buru, konsep transformasi digital masjid ini akan diperluas ke kabupaten/kota lain. Ambon disebut sebagai salah satu lokasi yang disiapkan untuk menjadi daerah penerapan berikutnya.
Dengan langkah ini, diharapkan masjid di Maluku dapat menjadi pusat ibadah sekaligus pusat produktivitas dan literasi digital, menguatkan peran masjid sebagai poros peradaban yang hidup, dinamis, dan memberdayakan umat.(***)






