Menu

Mode Gelap
Sambangi BWS Maluku, Ini Yang Dibahas Nono Sampono Eksekusi Ekonomi PT SIM: Kebijakan Asri Arman Bupati SBB, Picu Aksi Palang Jalan Nono Sampono Dorong Peningkatan Status PPN Ambon Status Bencana Harus Segera Dinaikkan Lawan Berat Menanti Garuda di Jeddah Nono Sampono: Musrenbang Maluku Selaras Visi Indonesia Emas

DAERAH

Eksekusi Ekonomi PT SIM: Kebijakan Asri Arman Bupati SBB, Picu Aksi Palang Jalan

badge-check


Eksekusi Ekonomi PT SIM: Kebijakan Asri Arman Bupati SBB, Picu Aksi Palang Jalan Perbesar

AkuratMaluku.Com – Kebijakan Pemerintah Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB) yang menghentikan aktivitas operasional PT Spice Island Maluku (SIM) memicu gelombang protes dari masyarakat setempat. Aksi pemblokiran jalan utama oleh warga menjadi bentuk kekecewaan atas dampak ekonomi yang dirasakan langsung oleh mereka.

Keputusan yang dikeluarkan Bupati SBB, Asri Arman, dinilai sejumlah pihak berdampak signifikan terhadap kehidupan sosial dan ekonomi warga, khususnya mereka yang selama ini menggantungkan mata pencaharian pada kegiatan perkebunan pisang abaka yang dijalankan PT SIM.

Tokoh muda SBB, Mario Kakesina, menyampaikan bahwa penutupan akses jalan merupakan bentuk ekspresi publik terhadap kebijakan yang mereka anggap mengancam keberlangsungan ekonomi keluarga. Dalam rilis yang dibagikan kepada media, ia menyebut bahwa tindakan ini terjadi karena minimnya respon terhadap persoalan ketenagakerjaan pasca pemberhentian operasional perusahaan.

“Ketika lapangan kerja menyempit dan pengangguran meningkat, masyarakat menanti solusi. Namun, ketika tak kunjung ada kepastian, warga memilih menyuarakan keresahan mereka secara langsung,” ujar Kakesina, Senin (28/4/2025) di Ambon.

Ia juga menyampaikan keprihatinannya terhadap minimnya komunikasi antara pemerintah daerah dan masyarakat dalam menghadapi persoalan ini. “Di wilayah seperti SBB, di mana akses informasi terbatas, aksi jalan sering menjadi satu-satunya saluran untuk didengar,” tambahnya.

Sejumlah pihak menilai bahwa keputusan penghentian PT SIM menimbulkan efek berantai, mulai dari terganggunya stabilitas ekonomi lokal hingga munculnya keresahan sosial. Dalam pandangan mereka, kebijakan ini seharusnya diiringi dengan strategi alternatif untuk menjaga keberlangsungan pendapatan warga.

Sementara itu, potensi sumber daya alam di wilayah SBB yang kaya akan hasil laut dan pertanian dinilai belum dioptimalkan secara maksimal. Tanpa hilirisasi dan dukungan investasi yang berkelanjutan, masyarakat dikhawatirkan akan terus terdampak oleh kebijakan yang kurang berpihak pada pembangunan ekonomi jangka panjang.

Berbagai pihak kini berharap agar Pemkab SBB dapat membuka ruang dialog dan mengevaluasi kebijakan yang telah diambil, guna memastikan solusi terbaik bagi kepentingan masyarakat luas. (***)

Facebook Comments Box

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Mercury Sudah Mengancam Pulau Buru dan Seram

21 Juli 2025 - 09:13 WIT

Kepala Kemenag Aru Tegaskan Disiplin ASN

14 Juli 2025 - 09:26 WIT

Trending di DAERAH