Menu

Mode Gelap

POLITIK

Nono Sampono Ajak Pemuda Maluku untuk Memiliki Wawasan Global

badge-check


					Anggota DPD RI, Letjen TNI (Purn) Nono Sampono berdiskusi dengan Pengurus Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Maluku di Kediamannya, Waiyame, Kota Ambon, Maluku, Minggu 17 Agustus 2025 Perbesar

Anggota DPD RI, Letjen TNI (Purn) Nono Sampono berdiskusi dengan Pengurus Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Maluku di Kediamannya, Waiyame, Kota Ambon, Maluku, Minggu 17 Agustus 2025

AkuratMaluku.com – Anggota DPD RI, Letjen TNI (Purn) DR. Nono Sampono mengajak generasi muda Maluku untuk memperluas wawasan global dan sekaligus memperkuat pemahaman akan jati diri bangsa. Ajakan itu disampaikan dalam diskusi bersama Pengurus Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Maluku di kediamannya, Waiyame, Kota Ambon, Maluku, Minggu malam (17/8/2025).

Dalam suasana diskusi yang hangat, mantan Wakil Ketua DPD RI itu menekankan pentingnya pemuda Maluku memahami dinamika global, tanpa kehilangan akar budaya dan nilai kebangsaan. Ia mencontohkan pengalaman sejarah Uni Soviet, sebuah negara adidaya dengan kekuatan militer yang mampu menyaingi Amerika Serikat, tetapi runtuh dari dalam karena perpecahan internal dan salah memilih sistem.

“Uni Soviet bubar bukan karena diserang tentara Eropa atau Amerika, tetapi karena mereka sendiri yang menghancurkan diri. Kita jangan sampai mengulang kesalahan itu,” ujar Nono. Menurutnya, Indonesia harus menjaga persatuan dan kesatuan, dengan menjadikan Pancasila sebagai lem perekat bangsa.

Agar demokrasi berjalan sehat, dua hal mendasar perlu dibenahi: pendidikan dan kesejahteraan. Menurut Nono, pendidikan yang merata akan membuat kualitas demokrasi meningkat, sementara kesejahteraan ekonomi akan mencegah demokrasi dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu. “Kalau pendidikan dan kesejahteraan belum merata, demokrasi bisa timpang dan mudah dipermainkan,” ujarnya.

Selain itu, Nono menekankan pentingnya agama dalam kehidupan berbangsa. Ia menyinggung kejatuhan Uni Soviet yang salah satunya dipicu oleh penolakan terhadap agama. “Rusia adalah bangsa religius. Setelah komunisme runtuh, mereka mengembalikan rumah-rumah ibadah yang dulu dijadikan perpustakaan atau gudang. Agama menghidupkan kembali jiwa bangsa,” tutur Nono.

Karena itu, ia menilai kebebasan beragama harus dijamin sepenuhnya di Indonesia. “Kalau ada pelanggaran moral, korupsi, atau asusila, jangan salahkan agama atau Pancasila. Itu kesalahan individu. Negara hukum harus menegakkan aturan dengan keras tanpa pandang bulu,” tegasnya.

Dalam bidang ekonomi, Nono menyoroti kesenjangan pembangunan di kawasan timur Indonesia, termasuk Maluku dan Papua. Meski kaya sumber daya alam, daerah-daerah ini belum berkembang karena keterbatasan infrastruktur, terutama pasokan listrik.

“Ikan dari Maluku ditangkap dengan kapal besar, tapi pengolahannya justru di Jawa atau Gresik. Kenapa? Karena di sini tidak ada industri, listriknya tidak cukup. Kalau mau adil, hilirisasi harus dilakukan di daerah penghasil,” katanya.

Ia juga menyinggung rencana pembangunan pembangkit listrik berbasis nuklir sebagai salah satu solusi jangka panjang. “Beberapa negara berkembang sudah memulainya, termasuk Bangladesh. Kita harus berani mengambil langkah strategis,” kata Nono.

Dalam hal penegakan hukum, Nono mengutip ketegasan Pemerintah Tiongkok yang tidak memberi ruang bagi pejabat korup. “Perdana Menteri Tiongkok pernah bilang, ia siapkan 100 peti mati: 99 untuk pejabat yang berani korupsi, dan satu untuk dirinya sendiri kalau ia melakukan hal yang sama. Itu keteladanan,” ujarnya.

Ia menekankan, Indonesia juga harus menegakkan hukum sekeras-kerasnya, sekaligus menuntut keteladanan dari pejabat publik. “Kalau hukum ditegakkan, rakyat akan percaya. Kalau pejabat bersih, rakyat akan ikut,” katanya.

Menutup diskusi, Nono mengingatkan bahwa setiap generasi memiliki tanggung jawab sejarah masing-masing. Ia mengajak pemuda Maluku untuk berperan sesuai kapasitas, tanpa bermimpi di luar kemampuan. “Sebagai anggota dewan, saya tidak bisa berperan seperti presiden atau menteri. Setiap orang punya peran sesuai sistem. Begitu juga pemuda, harus mengambil peran yang nyata,” ujarnya.

Ia juga mengajak peserta untuk merenungkan makna kemerdekaan Indonesia yang kini berusia 80 tahun. “Kita ingin negara ini berumur panjang, sepanjang masa. Itu hanya bisa tercapai kalau kita menjaga persatuan, menghidupkan demokrasi yang sesuai jati diri, menegakkan hukum, membangun ekonomi berkeadilan, dan berpegang pada nilai-nilai moral,” katanya.

Diskusi malam itu ditutup dengan ajakan Nono agar pemuda Maluku tidak hanya berpikir lokal, tetapi juga memiliki wawasan global. “Kita boleh lahir di Maluku, tetapi jangan berpikir hanya sebatas Maluku. Dunia berubah cepat, dan pemuda Maluku harus siap menjadi bagian dari perubahan itu,” pungkasnya.(***)

Facebook Comments Box

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Senator Bisri Datangi BKD Maluku, 2.980 PPPK Paruh Waktu Dilantik November

17 Oktober 2025 - 20:58 WIT

Pemangkasan Dana Bunuh Semangat Otonomi

13 Oktober 2025 - 19:19 WIT

Konferda PDIP Maluku, Benhur Tetap Jadi Magnet Politik

13 Oktober 2025 - 19:01 WIT

Proses PAW Marasabessy Terganjal LHKPN

8 Oktober 2025 - 18:21 WIT

Kubu Mahulette Tolak PAW Ridwan Marasabessy

8 Oktober 2025 - 18:12 WIT

Trending di POLITIK